Thursday, July 30, 2020

Perbaikan Sistem Kelistrikan Kendaraan Ringan

Memeriksa gangguan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan

Gangguan pada rangkaian kelistrikan yang umum terjadi ada tiga macam yaitu:

1)      Gangguan pada rangkaian karena nilai tahanan membesar

2)      Gangguan karena hubung singkat

3)      Ganguan dari komponen-komponen kelistrikan itu sendiri.

Gangguan – gangguan ini jika tidak ditangani dengan benar, maka akan menyebabkan rangkaian kelistrikan tidak bekerja dengan normal atau bahkan akan berpotensi menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada komponen–komponen rangkaian.

Agar rangkaian kelistrikan tersebut dapat bekerja secara normal kembali, maka diperlukan pemeriksaan pada komponen–komponen rangkaian. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan dimana gangguan itu terjadi dan penyebabnya. Jika letak dan penyebab gangguan sudah diketahui maka langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan.

           1). Gangguan rangkaian kelistrikan karena nilai tahanan membesar

Gangguan ini biasanya disebabkan Karena rangkaian terbuka atau terjadinya korosi pada bagian–bagian tertentu dari rangkaian,  dapat juga disebabkan karena kontak saklar yang tidak baik/kotor.


Gambar 24. Gangguan yang disebabkan nilai tahanan membesar

           Gambar 24.a menunjukkan bahwa, lampu tidak menyala akibat rangkaian terputus atau terbuka dan arus tidak dapat mengalir.

Sedangkan gambar b lampu tidak menyala/redup diakibatkan arus yang mengalir ke lampu terlalu kecil, karena nilai tahanan membesar. Nilai tahanan dapat membesar karena saklar kotor atau sambungan kabel berkarat/korosi.

 

Gangguan karena hubung singkat

Hubung singkat dapat terjadi apabila ada kabel penghantar yang berhubungan langsung dengan penghantar lain atau pada ground.

 

 

 

Gambar 25. Gangguan karena hubung singkat

Gambar 25.a  menunjukkan adanya hubung singkat diantara dua kabel penghantar. Lampu atas seharusnya tidak menyala, sedangkan lampu bawah menyala. Akibat adanya hubung singkat antara kabel lampu atas dan kabel lampu bawah, maka lampu atas ikut menyala.

Sedangkan gambar 25.b lampu pada rangkaian tidak menyala akibat adanya hubung singkat antara kabel dengan ground, sekering pada rangkaian dapat terputus karena arus yang mengalir terlalu besar.

 

Gangguan karena kerusakan komponen

Kerusakan pada komponen kelistrikan adalah penyebab utama rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja.

 

 Gambar 26. Gangguan akibat kerusakan komponen

Gambar 26.a menerangkan lampu tidak menyala karena filamen lampu terputus.

Gambar 26.b menunjukan adanya kerusakan pada batere baik pada kotak batere ataupun korosi pada terminal–terminalnya dan ini menjadikan batere tidak dapat mensuplai kebutuhan energi pada rangkaian dan pada akhirnya rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja.

 

Peralatan untuk memeriksa gangguan pada rangkaian/ system kelistrikan.

Macam-macam peralatan yang dapat digunakan untuk memeriksa gangguan pada rangkaian kelistrikan seperti pada gambar dibawah. Peralatan ini biasa digunakan untuk memeriksa kontinuitas dari suatu rangkaian dan mengukur nilai tahanan, arus atau tegangan dari suatu rangkaian kelistrikan.

Gambar 27. Macam-macam peralatan pemeriksa rangkaian 

Peralatan-peralatan yang biasa digunakan antara lain:

a)      Jumper wire

b)      Test lamp

c)       Self-Powered test light

d)      AVO Digital

e)      AVO Analog

f)       VOLT – AMP Tester

g)      Combination meter/Digital probe

 Menggunakan Jumper wires untuk memeriksa kontinuitas rangkaian kelistrikan.

Sering kali rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja karena tidak adanya kontinuitas pada rangkaian tersebut, untuk memeriksa kontinutas dapat digunakan jumper wires seperti yang terlihat pada gambar 27.

Keselamatan kerja yang harus diperhatikan selama menggunakan jumper wires adalah:

Jangan pernah melakukan by-pass pada lampu, motor, coil atau beban kelistrikan lainnya. Karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada komponen lainnya.

Langkah pemeriksaan:

1). Pastikan saklar dalam posisi ON

2).   Memby-pass rangkaian dari titik/bagian yang paling dekat dengan sumber

3).Jika dengan langkah ini rangkaian sudah bekerja, maka dapat dipastikan bahwa gangguan itu terjadi pada daerah yang kita periksa tadi (tidak ada kontinuitas pada posisi ini).

4). Jika pada langkah no.2 telah dikerjakan dan rangkaian tetap tidak bekerja maka, mulailah melakukan by-pass pada posisi selanjutnya. Begitu seterusnya sampai ditemukan dimana letak gangguannya.

 

 Gambar 28. By-pass dengan Jumper wires

Menggunakan Tes lamp

Selain dengan jumper wires pemeriksaan kontinuitas dapat dilakukan dengan tes lamp, penggunaan tes lamp lebih menguntungkan dibandingkan jumper karena penggunaan tes lamp tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada komponen kelistrikan yang sedang diperiksa.

Gambar dibawah menunjukkan cara pemeriksaan kontinuitas pada rangkaian, jika tes lamp nyala berarti ada kontinuitas antara titik yang diperiksa dengan sumber arus/positip batere, sebaliknya jika tes lamp tidak nyala berarti tidak ada kontinuitas.

Gambar 29. Pemeriksaan kontinuitas dengan tes lamp


Langkah pemeriksaan :

1). Pastikan bahwa batere dalam kondisi baik

2). Pastikan saklar pada posisi ON

2). Hubungkan penjepit dari tes lamp dengan negatip batere/ground

3). Hubungkan colok tes lamp pada terminal sekring, jika lampu tes menyala berarti ada kontinuitas antara positip batere dengan kaki depan sekring jika lampu tidak nyala berarti jaringan kabel antara positip batere dengan kaki sekring terputus.

4). Lakukan pemeriksaan tahap berikutnya pada saklar, konektor seperti gambar 29. sampai menemukan tidak adanya kontinuitas dengan ditandai tes lamp tidak nyala.

 


1 comment:

Menerapkan Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja

 Silahkan Download File dibawah ini ! https://drive.google.com/file/d/1jwVI-Y_SyiA6wFPmtS06G-SJH2heSZ32/view?usp=sharing